Selasa, 25 Januari 2011

eclipse film

Dalam Eclipse, Bella kembali dikelilingi oleh bahaya dimana Seattle dilanda serangkaian pembunuhan misterius dan vampir terus mengejarnya untuk membalas dendam. Di tengah semua ini, dia terpaksa memilih antara cintanya kepada Edward dan persahabatannya dengan Jacob – tahu bahwa keputusannya dapat memicu pertarungan antara vampir dan serigala jadi-jadian (Werewolf). Dengan segera, Bella dihadapkan pada keputusan paling penting dalam hidupnya

Jenis Film :
Drama
Produksi :
Summit Entertainment
Homepage :
http://www.eclipsethemovie.com/

Pemain :
Kristen Stewart
Robert Pattinson
Taylor Lautner
Dakota Fanning
Ashley Greene
Billy Burke
Peter Facinelli
Elizabeth Reaser
Nikki Reed
Kellan Lutz
Jackson Rathbone
Michael Sheen
Sutradara :
David Slade
Penulis :
Melissa Rosenberg

Cerita Tentang "My chemical Romance"

Alasan orang bikin band mungkin banyak. Ada yang pengen terkenal, cari duit dan gampang untuk cari cewek-cewek. Tapi gimana kalo ada band yang punya tujuan untuk balas dendam? Aneh kan! Itulah My Chemical Romance. Dan inilah sedikit cerita tentang mereka.
My Chemical Romance terbentuk di New Jersey, Amerika, dengan anggota awal Gerard Way (lead vocal), Mikey Way (bassist), Frank Iero (rythym guitar), Ray Toro (melodic guitar), dan Matt Pelisier (drummer).
Lima anak-anak ini pada usia sekolah mereka udah pernah ngerasain rasanya jadi anak yang dikucilkan, nggak ada yang ajakin ngobrol tiap makan di kantin, temen-temennya cuek bebek saat lewat, atau malah jadi sasaran kakak kelas yang iseng.
Coba kita dengarkan cerita mereka. Gerard Way dulu sebenarnya terisolasi di sekolah tapi karena dia maniak komik, hari-harinya tiap pulang sekolah digunakannya pergi ke toko komik, ato kalo nggak paling cuma gambar – gambar di rumah seperti yang diajarkan neneknya, Elena. Kalo ada temen – temennya nongkrong, paling anak-anak metal di sekolah. Tapi, meski ikutan nongkrong, Gerard nggak seneng-seneng banget sebenernya. Dia cuma tertarik sama musik dan ngeluarin sisi kreatif dirinya. Di luar itu nih cowok adalah tipe penyendiri.
Kemudian Ray Toro, gitaris MCR ini seperti dianggap tidak ada disekolah. Padahal sekelilingnya sadar bahwa ia pergi sekolah setiap hari dan ada disekitar mereka. Pulang sekolah dia langsung balik dan waktu di rumah dimanfaatkan untuk maen gitar dan maen video game sampai besok.
Beda lagi dengan Frank Iero, dia lebih mendingan dikit, punya tiga temen di sekolah tapi kerjaan hanya ngeganja dan mabuk-mabukan, dia bingung entah harus berbuat apa dan dengan keberadaaannya.
Kelima anak-anak tersisih tersebut berjuang untuk tetap bertahan di sekolah dengan kesadaran. Musik memang ajaib, mereka yang berasal dari sekolah berbeda itu, disatukan dalam sebuah band. Inilah awal dari MCR. Gerard adalah salah satu saksi hidup ketika teroris meruntuhkan World Trade Center, 11 September 2001 lalu. Rasa marah, kesal, gelisah, sedih dan resahnya kemudian dituangkan dalam lagu berjudul “Skylines and Turntiles” yang ditulisnya bersama Matt ‘Otter’ Pelisier. Karena merasa ‘pas’ dengan lagu ciptaan mereka, mereka mengajak bergabung Ray Toro. Kemudian mereka juga mengajak Mikey Way (adik Gerard) dan Frank Iero. Nama band sendiri diusulkan oleh Mikey ketika membaca buku berjudul Ectassy: Three Tales of Chemical Romance, tulisan Irvine Welsh.
Setelah sibuk tampil sana-sini di seputaran New Jersey, Eyeball Records–sebuah label indie–mengajak mereka bikin album. Kemudian pada tanggal 23 Juli 2002, dirilislah album debut mereka, “I Brought You My Bullets, You Brought Me Your Love”, yang di dalamnya ada lagu pertama Gerard dan Matt. Trus juga yang jadi hitz, “Honey, This Mirror Isn’t Big Enough for the Two of Us”, “Headfirst for Halos”, dan “Vampires Will Never Hurt You”. Album debut pertama mereka ini diproduseri oleh Geoff Rickly (vokalis band Thursday). Ada satu yang rada lucu di copyright album ini : © 2002 EYEBALL RECORDS/ MY CHEMICAL ROMANCE. UNAUTHORIZED DUPLICATION IS A VIOLATION OF APPLICABLE LAWS AND WILL RESULT IN GERARD COMING TO YOUR HOUSE AND SUCKING YOUR BLOOD. Bener – bener ancaman yang konyol. Bukannya dituntut secara hukum, malah cuma didatangin Gerard yang akan ngisap darah. (kalo Quw sih mau aja didatengin Gerard. Hehehe…)
Well, dilihat dari liriknya, kita langsung tahu kalo MCR “nyaris” identik dengan musik yang berhubungan dengan kematian, horror dan kegelapan. Padahal aliran mereka yang sebenarnya adalah alternative pop-rock dan pop-punk dan sedikit unsur emo (meski mereka menolak dikatakan sebagai band emo). Sebuah pilihan yang dari awal memang sudah mereka tonjolkan. Imej inilah yang MCR bentuk dari awal berdirinya, meski kemudian banyak kritikus musik yang menggolongkan mereka secara perlahan-lahan masuk dalam aliran emo. Tudingan sebagai “anak-anak emo” ini pernah secara kasar dilontarkan oleh band Inggris Kasabian yang menyebut MCR dengan “clowns” atau “emo kids”. Entah mengapa, Kasabian menyebut MCR sebagai satu band yang tidak punya sesuatu yang positif untuk dikatakan. Bener – bener deh!
Setahun kemudian mereka dikontrak oleh Reprise Warner Bross. Pada tanggal 4 juni 2004, dirislah album “Three Cheers For Sweet Revenge” yang diproduseri oleh Howard Benson. Mereka tambah sukses ketika lagu – lagu mereka di album ini menjadi “successful singles” di radio komersial dan MTV, seperti “Helena” (yang diciptakan Gerard untuk nenek tercintanya, Elena, setelah beliau meninggal), “I’m Not Okay”, “The Ghost Of You”, dan “Thank You For The Venom”. Album ini juga berhasil meraih charts di Billboard.
“Album ini seperti balas dendam buat kami,” ujar Gerard, “Balas dendam ini yang memacu kami untuk terus berkarya. Konflik, rasa bosan, macet ide, bisa kita lawan gara-gara nafsu pengen balas dendam ini. Awalnya kami versus New York, kemudian rasanya kayak ’perang’ lawan Amerika dan sekarang kami versus dunia”. Emang sih, diliat dari judul albumnya kita udah tau kalo MCR berniat balas dendam terhadap masa lalu mereka.
Seiring pertumbuhan popularitas mereka, Matt Pelisier (drummer) keluar dari MCR pada pertengahan 2004, dan dengan segera digantikan oleh Bob Bryar.
Saat MCR mempersiapkan album ketiga, mereka mempublikasikan Life On The Murder Scene pada tanggal 21 Maret 2006. Isinya berupa CD dan double DVD yang berisi dokumentasi tentang MCR, termasuk video musik, perjalanan hidup, interviews, de el el.
Tanggal 23 Oktober 2006, masih dengan kontrak Reprise Warner Bross, MCR merilis album ketiga mereka, The Black Parade yang diproduseri oleh Rob Cavallo. Di album ini, MCR seolah ingin meninggalkan kesan “emo” dalam diri mereka meskipun di album ini juga ada sedikit unsur “dark”. Album ini juga meraih kesuksesan, dengan terjualnya 1,4 juta copy diseluruh dunia.
Sedikit tambahan info nih, MCR pernah membatalkan beberapa konser ketika sedang menggarap video klip “Welcome to The Black Parade” dan “Famous Last Words” yang digarap oleh Sam Bayer (pernah menggarap klip sukses Nirvana ‘Smells Like Teen Spirit’ dan American Idiot-nya Green Day). Gara-garanya adalah Gerard Way cedera engkel sementara Bob Bryar harus dirawat di rumah sakit karena infeksi. Untung aja dua klip yang sedang digarap sudah selesai.
MCR juga memilih menjadi band dengan basis massa ‘bawah tanah’ atau kelompok akar rumput
(grassroots). Mereka punya fans yang siap “mencaci-maki” habis-habisan dalam forum yang mereka bikin, termasuk di situs resmi mereka. Sisi positifnya adalah, MCR menolak segala atribut yang biasanya dilekatkan pada band, seperti ‘sex icon’ dan sebagainya. Fans membuat mereka menjadi “diri mereka sendiri”.

Modifikasi Mobil Balap

Seperti buah-buahan, Modifikasi Mobil juga mengenal musim. Apalagi, buat anak muda, belum gaul kalau tidak ikut tren. Tapi, gonta-ganti gaya butuh biaya. Maksud hati membuat mobil lebih eye catching, apa daya kantong tak berdaya.

Jangan khawatir. Anda tak perlu cemas, Modifikasi Mobil impian tak hanya di angan. Tat Cien, pemilik bengkel Bodyform, membagikan beberapa trik untuk membuat aksesori Mobil Balap tanpa butuh banyak biaya.

Angel Eyes Lamp
Model lampu angel eyes lagi ngetren. Sorotan mata tajam memberikan kesan gagah pada mobil. Cukup mudah membuat lampu seperti itu.

Langkah awal, bongkar head lamp dari tempatnya. Lalu, pisahkan tutup lampu, reflektor, dan lampu.

Perlu diingat, memisah head lamp dengan reflektor, jangan terlalu keras. Gunakan hair dryer atau pemanas. Fungsinya, agar perekat dari silikon yang menggabungkannya dengan reflektor dapat meleleh. Dengan begitu, reflektor mudah dilepas dari lampu.

Setelah itu, beri warna black flat pada reflektor atau head lamp, yang bergantung jenis mobil. Kembalikan lagi seperti semula. Maka, kita dapatkan angel eyes lamp.

Brembo Look
Master rem Brembo marak kita jumpai. Ada yang asli. Tapi, banyak juga sekadar aksesoris. Kalau hanya dipakai gaya-gayaan, begini caranya. Bongkar velg Mobil Balap. Tapi, piringan dan master brake tak perlu dilepas keseluruhan. Cukup bungkus dengan sesuatu agar tak kena cipratan cat.

Setelah itu, amplas master rem dengan kertas gosok nomor 600. Tujuannya, cat dapat benar-benar melekat.

Karena Brembo bewarna merah cerah, jangan langsung diberi cat merah. Tapi, lapisi dahulu dengan warna putih. Setelah kering, tindas dengan warna merah. Tujuannya, warna tidak terlihat pudar atau bahkan jadi merah tua. Agar tampak seperti asli, tempeli cutting sticker bertulisan Brembo.

Splitter
Modifikasi Mobil Balap atau bergaya balap biasanya ditandai sistem aerodinamika yang bagus. Di antaranya, menghiasi bodi mobil dengan splitter atau pemecah angin. Tempatnya, di bemper atau side skirt.

Tidak perlu beli asli di Bengkel Mobil. Manfaatkan mika atau akrilik bekas. Buat polanya di kertas terlebih dulu. Setelah itu, bentuk akrilik serupa pola. Untuk menempelnya, gunakan dobel selotip tebal. Jika kurang yakin, lubangi splitter dengan bor. Begitu pula di bemper. Kaitkan keduanya dengan baut dan mur. Selamat mencoba

Blog awal

jajal aja koq .. ini jg buat permulaan di awal ... maybe diselanjutkan akan lebih baek dr hr ini .... :D